Cari Blog Ini

Cari Blog Ini

Senin, 01 November 2010

CINTA dan SAYANG

CINTA.
Orang seringkali memuja cinta. Padahal menurut saya, cinta itu simbol nafsu, simbol ketidaktulusan. Makanya kalau saya perhatikan, kata-kata cinta selalu diikuti kata-kata yang berkonotasi negatif. Ada kata, cinta ditolak dukun bertindak. Love is blind. Cinta itu buta. 

MENCINTAI itu ingin mencari kesenangan, ketentraman, kedamaian, dan kebahagiaan dari orang yg dicintainya. Tidak mau tau apakah orang yang dicintainya nyaman atau tidak, senang atau tidak. TIDAK PEDULI.
Bahkan mungkin malah ketakutan.

Orang yang dicintai menurut saya adalah orang yang akan dijadikan budak / pelayan / pemuas nafsu oleh orang yang mencintai. 

Yang terjadi dalam rumah tangga yang disusun atas dasar dan atas nama CINTA adalah kegiatan saling menuntut, saling ingin menang sendiri, saling ingin mendapatkan kebahagiaan dari pasangannya. Bukan saling ingin membahagiakan. 

Kalau ada masalah, yang terjadi adalah saling menyalahkan. Saling mencari benarnya sendiri. Ujung-ujungnya membatasi 'gerak' pasanganya, mem'protect' dengan alasan yang dicari-cari, dengan dalil-dalil dan pembenaran yang dipaksakan. Karena masing-masing orang saling menginginkan "kebahagiaan" dari pasangannya

Cinta itu pergerakan nafsu, bukan pergerakan nurani.

Allah itu Arrohim. 

Allah Maha Penyayang. Bukan Maha Pencinta. Karena Allah "menginginkan" manusia yang diciptakan-Nya hidup bahagia, selamat hidupnya. Maka kemudian Allah memberikan tuntunan kepada manusia untuk mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan juga di akhirat.

Menurut saya, hubungan yang ideal antara manusia adalah hubungan kasih sayang, bukan hibungan cinta



 KASIH itu memberi bukan meminta.   Dan SAYANG itu adalah perasaan yang bertujuan untuk membahagiakan orang yang disayangi. Rela berkorban demi orang yang disayagi.

Seperti perasaan orang tua kepada anak itu adalah perasaan sayang, bukan perasaan cinta. 


Orang tua tentu akan rela berkorban demi kebahagiaan anak-anaknya. Bahkan ketika anaknya diminta orang lainpun (bc:dinikahi) anaknya akan diberikan, demi kebahagiaan anaknya. Walaupun resikonya harus ditinggalkan dari pangkuannya.

Rumah tangga yang disusun atas dasar sayang,  akan terasa 'sejuk'. 


Kalau ada salah, meraka akan saling berebut maaf. Tidak menyalahkan orang lain / pasangannya, tidak memprotect, tetapi akan terus mengingatkan kalau-kalau orang yang disayangi akan melangar norma2 ketuhanan. 

Bukan untuk kepentingannya pribadi tetapi demi keselamatan orang yang disayanginya di 'mata' Allah dan demi untuk mendapatkan kebahagiaannya di dunia dan di akhirat. 

Ego, kepentingan, dan kesenangannya pribadi ditekan sedalam dalamnya demi kebahagiaan orang yang disayangi. 

Wallahu a'lam bishowab